deb
Warning: include_once(/customers/a/e/c/tempatnongkrongseru.com/httpd.www/wp-content/plugins/wp-super-cache/wp-cache-phase1.php): Failed to open stream: No such file or directory in /customers/a/e/c/tempatnongkrongseru.com/httpd.www/wp-content/advanced-cache.php on line 20
Warning: include_once(): Failed opening '/customers/a/e/c/tempatnongkrongseru.com/httpd.www/wp-content/plugins/wp-super-cache/wp-cache-phase1.php' for inclusion (include_path='.:/usr/share/php') in /customers/a/e/c/tempatnongkrongseru.com/httpd.www/wp-content/advanced-cache.php on line 20
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /customers/a/e/c/tempatnongkrongseru.com/httpd.www/wp-config.php:1) in /customers/a/e/c/tempatnongkrongseru.com/httpd.www/wp-includes/feed-rss2.php on line 8
Seperti biasa, review Gudang Kopi di Tempat Nongkrong Seru ini akan dibagi dalam beberapa kriteria. Simak langsung cuss…
Gudang Kopi bertempat di lantai dua di atas sebuah toko kamera yang masih berada dalam satu manajemen: Gudang Digital.
Sehingga sangat aman bila dikatakan bahwa Gudang Kopi tidak memiliki area luar yang cukup. Bahkan, area parkir kendaraan juga menjadi satu dengan Gudang Digital. Area parkirnya pun tak luas.
Meski luar areanya tak begitu besar, dengan menempatkannya di lantai dua, membuat pengunjungnya dapat menikmati suasana nongkrong sambil melihat mobil-mobil lewat.
Suasana langsung terasa berbeda begitu menaiki tangga samping Gudang Digital, satu-satunya akses menuju Gudang Kopi.
Lorong sempit tempat tangga tersebut terpampang desain dari lampu-lampu yang membentuk sebuah cangkir kopi, yang menjadi logo Gudang Kopi.
Saya membuka pintu dan memasuki sebuah ruangan yang cukup luas. Berjajar beberapa meja dan kursi. Pada bagian kiri, terdapat pintu lagi yang mengarah ke sebuah ruangan di luar dengan beberapa kursi dan meja panjang tentunya, tempat bagi yang ingin menikmati suasana minum kopi, nongkrong, sembari melihat ke jalan, atau merokok.
Di ujung bagian utama, terdapat sebuah ruangan yang kini sudah tidak disekat lagi, tempat para pecinta fotografi atau blogger mengadakan kelas atau talk show. Namun, karena sedang tidak ada yang menggunakan, akhirnya ruangan tersebut digunakan sepenuhnya untuk menjamu tamu yang datang ke Gudang Kopi.
Suasana baik di dalam maupun di luar sangat nyaman. Alunan musik yang tenang, tidak berisik, kursi-kursi empuk, dan meja yang sangat nyaman memberikan suasana yang pas untuk sekadar ngobrol bersama teman atau bahkan bekerja sekalipun.
Saya sempat meminta rekomendasi menu makanan dari seorang teman yang memang sudah sering datang ke Gudang Kopi. Ia memilihkan menu Iga Penyet. Saya langsung bergegas menuju meja kasir untuk memesan Iga Penyet. Untuk tambahan, saya memilih menu Kentang Amburadul.
Selepasnya, saya menuju ke meja tempat teman saya sudah menunggu. Kami saling bercakap satu sama lain di sela-sela mengerjakan tugas masing-masing, tentu sambil menunggu makanan yang dipesan datang.
Beruntung suasana di dalam Gudang Kopi tidak membuat kami bosan menunggu.
Makanan datang sekira sepuluh atau lima belas menit kemudian. Sepiring nasi iga penyet berukuran besar dan sepiring kentang yang digoreng dengan dilumuri sambal matah.
Aroma daging iga yang dimasak benar-benar keluar menggugah selera. Saya langsung mengambil sendok dan garpu, mengiris daging, menyatukan dengan nasi putih, kemudian memasukkan ke dalam mulut.
Rasanya nendang!
Bumbu meresap dengan sempurna ke dalam daging iganya yang dimasak dengan tepat sehingga dagingnya tidak alot. Dicampur dengan nasi putih hangat tentu menjadi sebuah kombinasi yang pas.
Rasa bumbu dagingnya nendang, terasa sedikit pedas di lidah, tapi anehnya membuat mulut tidak ingin berhenti mengunyah.
Sementara Kentang Amburadul berisikan kentang yang sudah diiris dan digoreng. Kentang digoreng dengan cukup matang tetapi tidak sampai kering sehingga masih terasa rasa kentangnya.
Untuk sambalnya, Gudang Kopi memilih sambal matah yang segar dengan irisan cabai, bawang, dan tomat. Rasa segar sambal matah bisa berpadu dengan rasa kentang yang gurih.
Saya langsung memesan signature Gudang Kopi yang diberi nama Photocoffee. Sementara Nada, yang menemani saya di sana memesan Papandayan. Bagi Nada yang bukan peminum kopi, Gudang Kopi kurang ideal baginya.
Menu minuman non kopi yang tersedia kurang menarik baginya. Sementara saya, meski sama-sama tidak terlalu suka meminum kopi, masih bisa menikmati.
Photocoffee disuguhkan dalam sebuah botol berukuran kecil terbuat dari plastik. Cara penyuguhan ini tentu saja menarik karena umumnya, minuman yang disuguhkan oleh sebuah kedai kopi menggunakan gelas.
Sementara Papandayan seperti pada umumnya, disuguhkan menggunakan gelas berukuran sedang dengan sedotan dari bambu. Mereka juga menggunakan alas terbuat dari bambu.
Baik Photocoffee maupun Papandayan merupakan menu minuman yang sama-sama berbasis single shot kopi dan susu. Bedanya, Photocoffee menggunakan brown sugar, vanila, dan creamer.
Sementara papandayan menggunakan sirup pandan asli Gudang Kopi serta creamer. Tambahan susu dan brown sugar pada Photocoffee membuat rasanya menjadi tidak terlalu pahit dan tidak terlalu manis. Tepat. Disajikan dingin menjadi sangat nikmat.
Gudang Kopi benar-benar menjadi tempat yang nyaman untuk sekadar nongkrong, bercengkerama bersama teman-teman untuk saling bercerita, hingga berbagi ilmu. Tak sedikit pengunjung Gudang Kopi yang sekadar berbincang bersama teman atau bekerja dan mengerjakan tugas.
Yang spesial adalah di Gudang Kopi tersedia sebuah ruangan yang sering digunakan untuk mengadakan sebuah kelas atau talkshow.
Baca juga: Review Lantai Bumi Coffee Yogyakarta
Pemiliknya, Pak Hary, adalah seorang penggiat fotografi dan sangat aktif. Ia selalu mendukung acara-acara yang berkaitan dengan fotografi. Pernah suatu kali saya mengikuti sebuah kegiatan fotografi yang diadakan di Gudang Kopi.
Perlengkapannya lengkap termasuk meja, kursi, hingga proyektor dan sound system. Tak hanya soal fotografi, tetapi beliau juga aktif dan mendukung setiap kegiatan positif seperti talkshow tentang Blog misalnya.
Baca juga: Review Yumaju Coffee Bandung
Dukungan itu beliau tunjukkan dengan menyediakan tempat yang nyaman sebagai kelas berbagi. Tak jarang beliau juga turut mengisi acara fotografi atau blog.
Nah itu Review Gudang Kopi Yogyakarta dari Nongkrong Galauers kali ini. Jangan lupa follow akun IGnya di sini.
NB: Selama masa Covid-19 alias Corona ini, Gudang Kopi ada pengumuman di IG-nya.
]]>Hal ini terlihat dari menjamurnya kafe di area yang banyak mahasiswanya. Salah satu kafe yang menjadi favorit bagi para mahasiswa adalah Lantai Bumi. Seperti apa kafe Lantai Bumi ini? Simak Review Lantai Bumi, sebuah tempat nongkrong kekinian untuk para mahasiswa Yogya di sini.
Saya tiba ketika matahari masih ada sepenggalan menuju malam. Berjajar beberapa sepeda motor di depan sebuah bangunan yang berwarna abu-abu.
Tampak seperti sebuah rumah yang belum dicat, sehingga masih terlihat warna asli semennya.
Bagian luar bangunan tersebut terdapat pagar yang ditanami oleh tanaman merambat dan dipasangi oleh lampu bertuliskan LANTAI BUMI.
Di teras kafe Lantai Bumi, terdapat beberapa kursi santai dan sebuah kursi panjang yang memberikan kesan seperti sedang di sebuah kota industrialis. Terdapat sebuah pohon mangga berdaun cukup lebat yang membuat rindang suasana kafe.
Apalagi ketika sore, saat matahari berada di arah barat, daun-daun mangga ini sangat efektif meredam cahaya matahari yang menyilaukan.
Dua buah kursi berhadapan yang dipisahkan sebuah meja berada di bagian kiri, cocok bagi yang datang berdua. Di bagian tengah, terdapat satu meja panjang dengan kurang lebih enam kursi, cocok bagi yang datang bersama teman dalam jumlah banyak.
Sementara di bagian paling kanan, terdapat sofa empuk dengan meja yang cukup rendah, cocok untuk yang datang sendirian, atau pasangan yang ingin duduk bersebelahan. Tersedia beberapa colokan untuk melayani kaum-kaum yang selalu kehabisan baterai baik di laptop maupun telepon selulernya.
Baca juga: Review Culturehead Kopi Yogya
Menyeberang ke ruangan lain, lebih terbuka, dengan meja dan kursi panjang terbuat dari semen yang paten. Ruangan terbuka ini menjadi area merokok, disediakan bagi teman-teman yang merasa rokok adalah pasangan hidupnya. Tenang saja, ada atap yang akan melindungi dari panas dan hujan.
Lantai Bumi memilih konsep minimalis sehingga tidak tampak banyak pajangan di bagian tembok yang sengaja dibiarkan berwarna abu-abu seperti warna semen. Hanya ada beberapa tempelan quotes dan sebuah meja kecil berisi beberapa buku dan majalah.
Seorang pelayan datang ke meja tempatku mengeluarkan laptop sembari membawa satu gelas cafe mocca. Setidaknya saya pikir tidak akan terlalu pahit karena ada mocca-nya.
Saya menyesap sedikit bagian atas gelas untuk merasakan rasanya.
Pahit.
Kira-kira begitu yang lidah saya rasakan. Saya memang bukan tipikal orang yang menyukai kopi pahit, apapun jenisnya. Beruntung, Lantai Bumi memberikan kebebasan bagi para pengunjungnya untuk menambahkan gula cair yang diletakkan di atas sebuah buffet kecil.
Saya menambahkan cukup banyak gula, mungkin ada hingga lima kali guyuran agar dapat menetralisasi rasa pahit kopinya. Setelah saya rasa cukup, saya kembali duduk di depan meja sembari membuka laptop dan menulis.
Saya sengaja untuk tidak memesan makanan terlebih dahulu karena dua alasan, yang pertama adalah karena saya belum lapar. Sementara yang kedua adalah karena makanan hanya akan membuat perhatian saya teralihkan dari depan laptop.
Tak terasa, malam sudah menjelang, tetapi perut masih belum juga terlalu lapar. Saya rasa cukup mengganjal dengan makanan ringan saja.
Saya berjalan menuju meja kasir. Kali ini saya memesan french fries dan cappucino dan kembali duduk di meja yang saya tinggalkan tadi. Pesanan datang tak lama kemudian.
Sembari menyelesaikan pekerjaan yang tertunda, satu per satu kentang yang digoreng dengan bumbu yang pas itu masuk ke dalam mulut. Saya menyesap sedikit cappucino yang tentunya sudah saya tambahkan banyak tetes gula agar tidak terlalu pahit.Β
Kentang pilihan yang menjadi bahan digoreng dengan cukup kering sehingga tidak lembek. Kentang juga sudah terbumbui dengan tepat sehingga rasanya menjadi gurih dan tidak hambar. Tersedia saus yang ditempatkan ke dalam sebuah wadah kecil sebagai pelengkap.
Berbeda dengan kedai kopi kebanyakan yang mengambil lokasi di tempat-tempat strategis yang berada di tepi jalan besar, Lantai Bumi memilih tempat yang agak tersembunyi.
Di sebuah kampung kost yang ada di Jogja. Lantai Bumi beralamatkan di Pogung Baru Blok C28, Yogyakarta.
Dengan lokasi yang berada di tengah-tengah kost mahasiswa, Lantai Bumi dominan diisi oleh para mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas, atau sekadar nongkrong setelah selesai studi.
Lokasinya yang berada di tengah kost juga membuat Lantai Bumi lebih tenang, tidak berisik dengan lalu lalang kendaraan.
Desain interior Lantai Bumi sangat instagenic dengan konsep minimalisnya. Tambahan dekorasi-dekoras berukuran kecil semakin mempermanis dinding berwarna abu. Inilah yang kemudian menarik para mahasiswa untuk datang ke Lantai Bumi.
Ditambah dengan lokasinya yang dekat dengan tempat tinggal mahasiswa, maka tidak perlu heran jika di Lantai Bumi yang datang mayoritas adalah mahasiswa mahasiswi hits dengan pakaian instagenic untuk unggahan mereka di Instagram.
]]>Begitu melihat tempatnya, rasanya sungguh berbeda dengan kebanyakan tempat ngopi di Bandung yang mengusung tema minimalis dan beton.
Di sini lebih terlihat segar dengan bangunan berwarna hijau dan hijau tosca agak ke abu serta menjadikan kaca sebagai dindingnya.
Untuk yang bepergian menggunakan kendaraan pribadi, area Kinokimi Dago ini memiliki lahan untuk parkir sepeda motor dan mobil yang terbatas. Untuk mobil kayaknya cukup untuk enam mobil.
Ada satu hal yang saya apresiasi dan segera menjadi perhatian, yaitu adanya jalan yang berbentuk turunan tanpa anak tangga yang akan memudahkan untuk teman-teman berkebutuhan khusus yang datang ke sana.
Ruangannya sendiri tidak terlalu besar, namun jadi terlihat besar dan luas berkat kaca yang menjadi dinding pemisah antara area tidak merokok dan merokok.
Duh saya paling suka deh dengan kaca-kacanya karena jadi membuat yang duduk di dalam tidak pengap dan bisa melihat ke arah jalan yang rindang dengan pepohonan.
Beneran seger banget ngeliat bentuk coffee shopnya!!
Kinokimi Dago ini asyik banget untuk dipakai duduk-duduk sambil bertukar kabar dengan sahabat. Di dalam ruangan ada sekitar 2 meja kayu, 2 meja kopi yang pendek dengan kursi-kursi, dua kursi sofa panjang, serta ada tempat untuk duduk di bar.
Sedangkan di bagian luarnya ada kursi dan meja kayu. Kalau mau meeting sekejap ataupun sesi curhat, saya bakal merekomendasikan Kinokimi Dago ini!!
Kalau mau tahu soal menunya, dari sisi minuman ada menu kopi berbasis espresso, teh Tema, minuman non kopi, serta yang saya suka adalah mereka punya minuman yang memakai susu kedelai maupun almond!!
Jadi buat temen-temen vegetarian, vegan, ataupun yang ga bisa minum susu sapi, tetep bisa memilih minuman di sini.
Untuk teman minumnya mereka menyediakan keik seperti banana cake dan lemon cake, kemudian juga ada apple pie, scone, dan sea salt brownies. Kalau pengen yang asin ada bitterbalen, triple cooked fries, dan Swedish beef meatballs.
Saat ke sana saya memesan latte dan cranberry scone-nya. Teman saya ada yang memesan Kinokimi Japanese, sea salt brownies, lemon cake, dan banana cake.
Jadilah semua makanan manisnya saya cobain!!
Latte-nya ga terlalu kuat, tapi rasa pahit kopinya tetep kerasa. Saya juga suka sama latte art-nya, bagus banget.
Untuk Kinokimi Japanese merupakan perpaduan dari kopi, susu, serta susu kental manis ditambah dengan es batu. Meskipun begitu rasanya ga manis banget dan ga berasa manis dari gula.
Cranberry scone-nya sendiri crunchy di luar, lembut di dalam. Rasa asin dan manisnya bersatu padu. Sedangkan banana cake-nya dipanasinnya di wajan dong, jadi rada garing gitu tekstur luarnya ditambah dengan caramel sauce-nya duh nulisnya sambil nahan air liur deh ini.
Untuk yang mau merasain keik tapi yang segar dan ga manis, saya akan merekomendasikan lemon cake!
Rasa segar dan asam lemonnya berasa banget!! Sedangkan brownies-nya, rasa manis cokelat dan asin dari sea salt yang ditabur di atas brownies beneran nyeimbangin rasanya.
Kayaknya, nulis review gak akan lengkap kalau gak sebut harga ya.
Menurut saya sendiri, harga makanan dan minuman di Kinokimi Dago ini masih terbilang worth banget sih. Gak semahal coffee shop yang kelas atas. Kalau buat sendiri, dengan Rp100K udah bisa menikmati makan besar (sandwich).
Yang kemarin itu saya menghabiskan Rp20K untuk kue yang saya makan. Kecuali brownies, kalau gak salah Rp12K. Harga minumannya sendiri Rp27K.
Makanya, masih dibilang worth banget untuk kantong.
Tolong jangan minta saya memilih mana makanan dan minuman yang paling enak di Kinokimi Dago ya, karena semuanya enak!!!
Di awal saja saya sempet bingung mau pesen minum dan ngemil apa. Fix ga cukup sekali buat ke sini dan review Kinokimi Coffee Dago ini
Bagi yang mau datang ke Kinokimi Dago, tempat ngopinya sendiri berada di Jl. Ranggamalela no. 8 Bandung, tidak jauh dari Taman Radio.
Kinokimi Dago buka dari jam 7 pagi sampai jam 11 malam.
Cek Instagram Konokimi Coffee langsung untuk tahu detail ya.
Cocok buat kamu yang mau ngopi pagi sebelum ke kantor atau tempat kuliah maupun yang ingin nongkrong seru setelah jam kantor.
]]>Kereta api bergerak perlahan memasuki Stasiun Purwokerto di pagi itu. Sebelum keluar, saya menyempatkan diri untuk membasuh muka.
Kemudian bertemu dengan seorang kawan dari Purwokerto yang sudah menunggu di tempat parkir motor stasiun. Kami sudah lama tidak bersua dan ia mengajak saya untuk menuju sebuah cafe di Jalan Pungkuran no.10, Purwokerto.
Motor kami melaju perlahan saja. Selain karena Purwokerto bukanlah kota yang padat dan ramai, tapi juga karena lokasi tempat yang kami tuju tak terlalu jauh dari stasiun. Kami tiba di Quattro Cafe.
Bagi orang-orang yang hanya transit sejenak di Purwokerto dan tak tahu mau ke mana, Quattro Cafe menjadi sangat ideal. Termasuk saya waktu itu. Jeda waktu yang hanya 4 (empat) jam membuat saya tidak terlalu leluasa untuk bepergian menjelajah Purwokerto.
βNgademβ sejenak di sebuah cafe tentu pilihan yang bagus. Menghabiskan waktu agar tidak bosan tapi tanpa takut ketinggalan kereta selanjutnya.
Quattro Cafe menyediakan berbagai menu dengan nama-nama yang unik dan bervariasi.
Pagi itu kami memesan Crunchy Wing, Waffle Barbeque Fiesta, dan Hickory Fries. Salah tiga dari beberapa menu yang menjadi bintang di Quattro Cafe.
Saya sendiri tertarik dengan Waffle Barbeque Fiesta. Karena setahu saya waffle adalah sebuah makanan yang memiliki rasa manis, bagaimana mungkin dipadukan dengan barbeque yang memiliki rasa dominan gurih.
Tidak berapa lama, ketiga makanan disajikan. Makanan ditata dengan rapi dan cantik di atas piring. Sangat menggugah selera. Namun ketika dilihat porsinya, tampaknya saya akan merasa kurang dan memesan kembali.
Baca juga: Review Culturehead Coffee Yogyakarta
Apalagi Crunchy Wings-nya itu. Saya sudah siap-siap jika nanti selesai makan akan mengeluarkan uang tambahan untuk memesan menu lain karena masih lapar.
Sebetulnya hal tersebut wajar karena hampir di setiap cafe memang menggunakan porsi yang tidak terlalu besar. Tapi saya saat itu dalam kondisi kelaparan karena belum sarapan, tentu saja hal tersebut sangat kurang.
Anehnya, teman saya ini justru menahan dan meminta saya untuk mencoba dan menghabiskan dulu. Saya menurut dan mulai menghajar satu per satu menu yang ada di depan saya ini.
Yang memang menarik perhatian saya sejak awal. Seakan menghajar pemikiran saya yang meragukan kualitas rasa Waffle Barbeque, saya merasa tertegun begitu menyuapkan satu demi satu waffle dengan saus barbeque di depan saya. Rasanya cocok. Luar biasa.
Waffle yang dibuat tidak terlalu manis dipadankan dengan saus barbeque yang dominan rasa gurih, aroma panggang kuat, dan sedikit manis menjadikan suatu rasa yang kompleks namun membuat saya tidak berhenti dan memasukkan sendok demi sendok berikutnya sampai habis.
Seperti namanya, makanan berbahan dasar sayap ayam yang diberi tepung kemudian digoreng kering. Setelah saya ambil satu, rupanya ukuran sayapnya besar. Saya yang semula berpikir tidak akan kenyang mulai menarik kembali kata-kata saya dan yakin pasti akan kenyang sekali.
Sayap ayam yang sudah digoreng tersebut berwarna kuning, tidak ada tanda-tanda kehitaman. Hal ini menandakan bahwa mereka menggoreng dengan pas, tidak berlebihan, tidak gosong. Rasa yang dihasilkan juga gurih, tidak pahit. Kadar minyak yang tersisa juga hampir tidak ada.
Tepat saat saya sudah merasa cukup, teman saya justru memesan Nutella Fiesta. Katanya, ini adalah menu favoritnya di Quattro Cafe. Berbentuk seperti pizza dengan topping selai kacang Nutella, irisan pisang dan strawberry, tak lupa dengan kacang-kacang almond yang bertebaran.
Sebelum disajikan, Nutella Fiesta ini sepertinya mengalami proses pemanggangan terlebih dahulu. Pemanggangannya memang tidak lama karena bertujuan untuk mempertahankan bentuk dan rasa buah pisang dan strawberry, namun pemanggangan tersebut mampu setidaknya menghilangkan kadar air pada kedua buah pisang. Kulit pizza juga tipis dan kering. Nutella Fiesta ini lebih cocok dijadikan sebagai snack atau makanan penutup.
Ini adalah hal yang paling saya suka di Quattro Cafe. Promo. Karena hampir setiap bulan mereka mengadakan promo-promo seru yang menarik.
Bukankah promo adalah hal yang disuka oleh semua orang apalagi sobat miskin yang berencana untuk tetap memberi makan konten-konten menarik di cafe-cafe?
Untuk lihat promo yang sedang berlaku, bisa cek Instagram Quattro Cafe langsung ya…
Seperti kebanyakan cafe-cafe, pelayan-pelayan di Quattro Cafe relatif berusia muda. Mereka-mereka bekerja dengan sepenuh hati. Sangat ramah kepada para pengunjung.
Senyum seakan tak pernah mereka lepaskan dari bibir mereka. Mereka juga sangat cekatan saat melayani pengunjung. Saya yakin Indonesia bisa maju jika pemuda-pemudanya cekatan seperti mereka. #halah
Baca juga: Review Yumaju Coffee Bandung
Quattro Cafe bisa dibilang tidak terlalu luas, tapi tidak kecil juga. Tersedia ruang kecil bagi yang ingin mengadakan meeting bersama kolega atau klien.
Hampir semua bagian Quattro cafe bebas asap rokok. Namun pihak Quattro cafe juga sudah menyediakan sebuah ruangan untuk mengakomodasi para perokok agar tetap bisa datang dan menikmati segala sajian di Quattro Cafe.
Ketika malam tiba, Quattro Cafe juga menghadirkan live musik akustik untuk menghibur pengunjung.
Kenyamanan Quattro Cafe memang tampak dengan banyaknya pengunjung yang datang silih berganti, menikmati sajian disambi berbincang dengan teman pada saat saya berkunjung saat itu. Menurut pelayan, ketika malam tiba, Quattro Cafe akan lebih ramai.
Tanpa terasa, menikmati setiap sajian dari Quattro Cafe dibarengi dengan obrolan dengan kawan lama menjadikan waktu bergerak begitu cepat. Sudah sewaktunya saya harus kembali ke stasiun untuk meneruskan perjalanan menuju Yogyakarta.
Dalam hati, kalau saya berkunjung ke Purwokerto kembali, saya sudah memastikan untuk memasukkan Quattro Cafe dalam daftar kunjungan.
]]>Makanya ketika ada sebuah tempat yang menawarkan jamu sebagai minuman utamanya, tentu jadi penasaran tempatnya seperti apa sih?
Nama tempatnya unik, Mendjamu yang dapat diartikan sebagai meminum jamu ataupun sebagai menerima kedatangan, menghidangkan makanan atau minuman kepada tamu yang datang.
Sehingga ketika menginjakkan kaki ke sini, terasa sekali diterima dengan warna kuning dan semen abu yang memberikan efek cerah dan hangat!!
Rasanya secercah kesegaran di banyaknya kedai kopi mulai dari yang serius sampai yang kekinian.
Baca juga: Review Yumaju Coffee Shop Bandung
Di Mendjamu, banyak tempat untuk duduk santai mengobrol bersama teman. Atau menikmati matahari hangat di Bandung. Eh, tapi cocok juga untuk mereka yang ingin serius dengan laptopnya.
Pilihan ada di tangan tamu.
Saya tentunya mencari tempat nongkrong yang ada colokan dan terlindung dari hujan.
Senangnya di tempat saya duduk, ada kaca besar yang membuat saya bisa memandang ke arah tanaman-tanaman rambat di dinding.
Cocok untuk saya yang sore itu lagi butuh meluaskan pandangan.
Untuk pilihan menunya, mereka memiliki beragam menu makanan dan minuman. Sekilas saya melihat menu makanannya ada yang cocok untuk dicemil ataupun untuk yang sedang kelaparan.
Salah satunya, kamu bisa pesan Pad Thai juga di tempat nongkrong yang unik ini:
Sedangkan menu minumannya sendiri tentu beraneka jenis jamu mulai dari yang dingin hingga panas. Jamu yang sudah diracik sendiri ataupun jamu tradisional seperti yang kita kenal.
Untuk yang ga suka jamu, di Mendjamu juga ada menu kopi kok jadi ga perlu khawatir soal minuman.
Sebagai newbie di dunia perjamuan dan ga terlalu suka jamu juga, Saya memilih menu jamu yang “aman” yaitu jamu Asem Tipis-Tipis yang terdiri dari asem jawa, daun mint, madu, soda, dan jeruk nipis.
Sedangkan teman saya memilih jamu Ikat Perawan yang merupakan perpaduan kunyit, jeruk nipis, madu, daun basil, gula cair, kulit jeruk, serta soda. Rasanya di luar dugaan, enaaaakkk dan seger banget!!!!!
Ada yang ngeh gak?
Nama jamu yang disebut tadi tuh aneh-aneh kan? Unik banget. Memang ternyata menu minuman di Mendjamu ini dibuat unik (terutama untuk jamunya) biar orang pada penasaran. Kayak yang ini, lelembut:
Menurut saya waktu yang cocok untuk ke sini adalah sore hari. Setelah bekerja dan ingin bersantai sejenak menikmati senja di Bandung.
Beneran deh tempat ini cocok banget buat nongkrong dan memilih minuman yang segar plus bonus sehat.
Saya yang ga suka jamu aja bisa jatuh cinta dengan Mendjamu, apalagi yang dasarnya suka dengan jamu.
]]>Mendjamu
Jl. Sukaresmi no.5, Bandung ( seberang Hotel Victoria )
Buka setiap hari mulai pk. 10.00- pk.22.00
Ig: @mendjamu
Namanya, Diskusi Kopi. Yang di Jalan Bangka ini merupakan cabang ke-3 setelah yang di Halimun dan Bogor. Namun, menjadi yang pertama dalam hal keunikannya.
Keunikannya itu adalah konsep warteg modern di dalam coffee shop yang satu ini. Iya. Gak salah baca kok. WARTEG. Seperti apa sih coffee shop yang baru soft launching 9 Oktober 2019 kemarin ini? Simak review Diskusi Kopi Kemang ala TNS berikut ya.
Diskusi Kopi bukanlah pemain baru di dunia per-coffee-shop-an di Jakarta. Lokasi pertamanya adalah di Jalan Halimun. Kemudian beberapa waktu lalu, dibuka cabang ke-2 di kota Bogor, tepatnya di Jalan Culan Raya tanggal 31 Agustus 2019.
Nah, di cabang ketiga ini, Diskusi Kopi mengangkat satu keunikan dibanding dua lokasi sebelumnya. Yaitu menambahkan warteg dalam kedai kopi di Jalan Bangka, Kemang ini.
Tidak hanya warteg sih, di Diskusi Kopi Kemang ini, juga terdapat co-working space yang bisa kita sewa. Bisa sewa hitungan jam – untuk acara tertentu – ataupun sewa periodik (bulanan hingga tahunan).
Ini beberapa menu warteg modern di Diksusi Kopi Kemang.
Warteg di Diskusi Kopi Kemang ini menawarkan menu yang sama seperti di warteg-warteg lain kok. Masakan rumahan, yang kalau menurut saya pribadi sih: comfort food.
Setiap harinya, kita bisa menikmati beragam masakan yang disiapkan per hari. Iya, masakannya selalu baru kok. Bahkan bisa jadi tiap hari akan berubah menunya loh.
Saat soft launching kemarin itu, saya mencicipi:
Dikit ya? Kan pakai nasi juga. Nah, untuk nasi ini, kita bisa memilih mau nais putih ataukah nasi merah. Setiap hari selalu ada 2 pilihan ini. Kalau untuk masakan, bisa jadi yang saya makan kemarin itu gak ada pas kamu datang ke sana.
Di Diskusi Kopi Kemang ini, kita juga bisa menggunakan co-working space yang disiapkan mereka. Ada banyak ruangan yang bisa kita pakai.
Kita pun bisa menyewa ruangan ini per jam ataupun sewa bulanan atau tahunan. Sudah ada yang sewa tahunan di sana. Saat kemarin itu, sisa 3 ruangan kalau tidak salah ingat.
Untuk yang menyewa ruangan di sini, fasilitas seperti wifi, cleaning service kita dapatkan loh. Itu selain perlengkapan ruangan seperti meja, kursi dan lemari. Untuk sholat pun, Diskusi Kopi Kemang ini sudah menyediakan ruang sholat di dalamnya.
Kalau kita sewa ruangan ini dengan hitungan jam, kita bisa meminta mereka untuk mengubah layout ruangan agar sesuai yang kita inginkan. Asal, kita sudah info beberapa hari sebelumnya. Kita juga bisa pinjam proyektor jika memang butuh kok.
Untuk rate sewa kalau hitungan jam gini, kita sebenarnya dicharge untuk pesanan makanan kok. Jadi sewa ruang, dapat makan dan minum. Enak kan?
Selain email di atas, kamu juga bisa kontak Sales dan Marketing Diskusi Kopi di 021028542399/0822-100-73106. Bisa untuk tanya tentang semua cabang Diskusi Kopi kok.
Kamu bisa juga kepoin Instagram Diskusi Kopi langsung…
Sekarang, saya mau review sekilas soal kedai kopi yang satu ini. Seperti biasa, ada poin-poin yang akan masuk dalam review ya.
Iya, interior coffee shop yang satu ini memang terkesan minimalis banget. Namun sangat nyaman buat kita nongkrong seru bareng teman. Menikmati secangkir kopi dan cemilan sembari diskusi? Sangat welcome di sini.
Kalau butuh tempat diskusi yang lebih panjang, ya kamu bisa pertimbangkan menyewa ruang co-working yang ada di lantai atas loh.
Memang desain interiornya dibuat gak dengan tembok penuh warna warni, namun bukan berarti Diskusi Kopi Jalan Bangka ini gak instagramable. Banyak area dan sudut yang bisa diexplore untuk foto di IG kamu, seperti kayak kak Anggi berikut:
Well, karena salah satu keunikan utamanya adalah warteg modern, kalau ke sini, jangan lupa coba masakan rumahannya itu ya. Kalau kamu gak mau, ada juga menu makanan lainnya kok. Seperti spaghetti – seperti di coffee shop umumnya di Jakarta, sandwich, pisang goreng dan juga kue-kue.
Ada juga cemilan seperti kue, croissant dan juga pisang goreng sambal. Ini bisa kamu coba juga saat berkunjung ke Diskusi Kopi Kemang ini.
Baca juga: Sabang 16 – Kedai Kopitiam di Jakarta Pusat
Untuk minuman, sekalipun kamu di kedai kopi, bukan berarti kamu gak bisa menikmati minuman non-kopi. Ada teh dan juga yogurt di sini. Saya pribadi sih, memang ke kedai kopi untuk menikmati kopi. Jadi saya mencoba 2 minuman kopi andalan mereka, yaitu: KOPILIHANKU dan Kopi Susu Pandan.
Keduanya cocok banget untuk diminum dengan es. Apalagi suhu Jakarta lagi panas-panasnya seperti sekarang ini. Mereka menyediakan kedua kopi itu dalam kemasan ready to drink.
Buat yang ingin ngopi kekinian dan tetep peduli sama lingkungan, tenang aja. Di Diskusi Kopi (gak hanya di Kemang) sudah menggunakan sedotan ramah lingkungan. Bahkan untuk take away pun, mereka pakai kantong plastik ramah lingkungan.
Untuk harga kopinya, di kisaran Rp25 – Rp40K. Tinggal kamu pilih aja mau yang mana ya. Harga makanannya pun masih oke kok menurut saya, coba aja cek ini:
O iya, selain co-working space dan warteg modern ini, Diskusi Kopi Kemang ini juga menyediakan tempat untuk UKM yang ingin jualan produk mereka loh.
Sekarang ini sudah ada beberapa produk di sini, seperti baju, t-shirt dan juga dompet. Eh ada buku juga ding. Buku yang ada di sini pun tampaknya bukan buku yang umum kamu temukan di toko buku loh.
Apalagi untuk menikmati masakan ala wartegnya. Kapan lagi bisa makan masakan warteg modern sambil ngopi di kedai kopi. Secara keseluruhan, kedai kopi Diskusi Kopi Kemang ini memang menyediakan segala yang dibutuhkan.
Dengan lokasi di Jalan Bangka 2 No. 1 – kamu gak akan susah mencarinya kok. Pasti akan langsung ngeh kalau sudah di jalan itu. Cuz… ke Diskusi Kopi Kemang ini.
Eh iya, bocoran, akan ada breakfast juga dari jam 7 pagi, tiap harinya loh!
Kalau mau ajak saya diskusi soal blog atau SEO, boleh juga colek-colek saya ke sini. Sambil menikmati warteg modern, kita bisa diskusi bareng kan.
]]>Saham bisa jadi sebagai salah satu alat untuk aksi bela negara dan bangsa agar perekonomian Indonesia kuat
Marco Kawet, Indonesia Stock ExchangeIbu kota menawarkan banyak hal untuk meraih kesuksesan, masa depan, pergaulan, pendidikan, pekerjaan, dan pilihan investasi terbaik.
Pindah ke ibu kota bukan merupakan pilihanku, namun ku ikuti saja jalan hidup yang mengalir ini membawaku dari sebuah pulau yang tenang ke ibukota yang ramai cenderung hiruk pikuk.
Sebuah tempat ngopi terbaru hadir tidak jauh dari kantor ku di masa itu. Hanya 300 meter saja berjalan kaki dari kantor. βFilosofi Kopiβ namanya, terinsipirasi dari judul buku karangan penulis keren negeri ini dan diadaptasi menjadi sebuah film yang kece dan ciamik.
Tidak disangka sang pemain film langsung menangkap moment ini menjadi sebuah bisnis baru yang bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah bagi mereka. Beberapa kali ku melihat Chicco Jericho dan Rio Dewanto hadir di meja kasir ketika akhir pekan di saat pembeli sedang ramai-ramainya.
Aku menyukai tempat ini karena interiornya yang menarik, rasa kopi yang pas di tenggorokan, dan tidak adanya wifi agar para pengunjung benar-benar berbicara kepada teman mereka, bukan melihat ke layar ponsel terus-terusan.
Baca juga: Review Grandfather Coffee Surabaya
Makanan di cafe yang selalu ramai di saat sore tiba inipun juga enak menurutku. Red velvet cake yang manisnya pas menjadi kesukaanku untuk menemani segelas es cappuccino.
Namun dipikir-pikir sering-sering nongkrong di tempat gaul ini bisa bikin kantongku bolongnya banyak, dan tabungan jebol juga ya. Ku sedang berpikir kira-kira apa yang cocok buat investasi ya?
Yang terjangkau, prosesnya cepat, jika kepepet bisa dicairkan, atau jika ada keuntungan ya bisa dipakai sedikit.
Kira-kira satu tahun yang lalu aku mendapatkan informasi sebuah instrument berinvestasi selain properti, dan logam mulia, yaitu saham. Beragam pertanyaan muncul dalam pikiran…
Apa sih saham itu? Terus cara investnya gimana? Halal atau haram sih buat muslim? Nanti kalo rugi gimana? Trus cari sekuritas terbaiknya dimana?
Setelah semuanya terjawab dengan mantap dan jelas dengan memakan waktu tiga bulan riset membaca buku dan bertanya pada teman, aku mengambil kursus mengenai Pasar Modal Syariah Level 1 dan Level 2 yang diadakan oleh Bursa Efek Indonesia.
Dengan hanya Rp. 100.000 saja kita bisa mendapatkan pengetahuan dan ilmu mengenai pasar modal syariah. Walaupun jam kursusnya seharian, dari jam 9 pagi hingga jam 4 sore, aku bersemangat mengikuti materi.
Walaupun mengantuk di jam-jam rawan, dan pusing melihat grafik yang tersaji di depan mata. Ya setidaknya sore itu aku punya ilmu baru mengenai investasi saham.
Di suatu sore Miss Rakhmi, rekan sekantorku yang juga kuajak pada waktu Sekolah Pasar Modal Syariah itu mengajak ke sebuah sekuritas. βYuk mba kita ke Indopremier, bagus nih rekomendasi dari teman sayaβ ujarnya. βHayu ujarkuβ tanpa ragu.
Kemudian aku mencari informasi mengenai sekuritas ini melalui internet. Ku temui alamatnya di websitenya dan banyak sekali informasi yang ku dapatkan. Mulai dari sejarah berdiri, visi misi sekuritas, produk, hingga award serta achievement yang didapatkan.
Bagiku yang masih awam ini, award dan achievement sebuah sekuritas ini sangat penting. Artinya banyak masyarakat/nasabah yang percaya dana atau uangnya dikelola dengan baik oleh Indopremier.
Menembus kemacetan ibukota dari Kalimalang menuju Gedung GKBI di Sudirman sore itu membutuhkan waktu 70 menit berkendara. Syarat-syarat telah di bawa seperti KTP Asli, NPWP Asli, Copy KTP, dan Copy NPWP.
Setiba di kantor Indopremier kami diminta untuk menunggu sebentar di ruangan yang sejuk ini dan kemudian dipersilahkan duduk di depan meja customer service.
Dengan menjelaskan maksud dan tujuan untuk datang ke sini, customer service dengan ramah dan detail menjelaskan mengenai Indopremier. Mengisi formulir on line, memberikan persyaratan yang diminta, dan tidak lama kemudian jadi deh kami memiliki RDN atau Rekening Dana Nasabah.
Hati riang sekali, dengan biaya yang terjangkau saja udah bisa punya saham perusahaan. Mimpi apa gitu ya. Setelah memantau beberapa perusahaan cakep dengan fundamental yang baik, akupun mengoleksi beberapa sahan unggulan yang masuk dalam LQ45.
Ternyata dengan berinvestasi saham kita bisa mendapatkan banyak manfaat loh
Ketika kita telah memutuskan untuk membeli saham dengan fundamental terbaik, nah suatu saat kita akan mendapatkan harga saham itu naik. Misal saat membeli saham Astra dengan kode ASII dengan harga 7.125 / lot, maka jika ini kita invetasikan, harga saham Astra telah naik beberapa persen. Pertanggal 28 Juni 2019 saja harga saham ASII 7375/lot. Nah ini kita mendapatkan keuntungan dari pembelian harga saham.
Dividen adalah pembagian keuntungan/laba sebuah perusahaan yang diberikan kepada investor atau pemilik modal atau penanam saham.
Walaupun saham kita belum banyak seperti pemilik saham mayoritas, kita sebagai pemegang saham berhak loh akan keuntungan tersebut. Biasanya dividen dibagikan sekali dalam setahun.
Laba ini bisa kita pakai untuk nongkrong seru berikutnya kan…
Menjadi pemilik saham sebuah perusahaan merupakan aksi bela negara dan bangsa loh. Sudah saatnya anak-anak muda seperti kita berpartisipasi dalam mengokohkan perekonomian negara. Kita mulai saja dulu dengan menabung dan mengumpulkan saham-saham yang mampu kita beli.
Sejak awal mengenal instrumen saham ini, literatur yang ku cari adalah hukum mengenai saham dalam islam. Berbekal sebuah buku yang membahas tuntas tentang saham syariah akhirnya aku mematangkan diri dan berinvestasi melalui IPOT Syariah. Walaupun demikian, ada syarat-syarat atau kriteria mengenai saham syariah ini loh, yaitu :
Beberapa saham emiten yang tidak diperkenankan untuk dikoleksi yaitu jasa keuangan, jasa pembiayaan, perusahaan barang/ jasa yang banyak mudaratnya seperti hotel, perusahaan minuman keras, dan perusahaan rokok.
Setiap emiten yang masuk ke dalam bursa perdagangan syariah harus memiliki total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset yang dimiliki tidak lebih dari 45 %.
Dalam agama islam, riba adalahs alah satu yang wajib dhindari. Jadi bersama IPOT Syariah, apa yang kamu investasikan membuat hari semakin tenang karena sesuai dengan syari.
Karena investasi ini telah mengikuti syariat artinya investasi di pasar mdoal syariah tidak gharar. Yaitu terhindar dari ketidakpastian. Sehingga dalam berinvestasi kita juga merasa aman dan tentram rasanya.
Terkait investasi di bursa saham syariah ini ada 9 Peraturan Otorotas Jasa Keuangan (OJK) terkait pasar modal syariah, Undang-Undang Sukuk Negara (SBSN), dan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Kuakui saat ini salah satu sekuritas terbaik yang dimiliki negeri ini adalah Indopremier. Hadir dengan teknologi terkini dengan berbagai aplikasi yang bisa digunakan seperti IPOT GO, IPOT PAY yang selalu ada dalam genggaman kita.
Unduh aplikasi IPOT GO:
Ketika di awal membuat Rekening Dana Nasabah [RDN] ada dokumen yang kurang lengkap aku tanda tangani, eh keesokkan harinya Indopremiere mengontakku dan mengatakan akan mengantarkan dokumen tersebut ke kantorku agar bisa ditanda tangani segera.
Wah sampe seperti ini banget yang pelayanannya. Mantap sekali! Tidak sia-sia ternyata dari Kalimalang ke Sudirman di tengah-tengah kemacetan ibukota.
Dua minggu lalu ketika salah satu koleksi sahamku tidak lagi masuk Jakarta Islamic Index dan aku ingin segera menjualnya, aku mengontak Indopremier terlebih dahulu agar diberikan petunjuk yang baik ketika akan menjual saham.
Mereka menjelaskan bahwa nanti dananya akan masuk terlebih dahulu ke akun reguler kemudian setelah settlement akan dipindahkan ke akun syariah.
Nah itu ceritaku menggunakan Indopremiere untuk berinvestasi saham demi masa depan yang lebih baik. Sekarang lebih nyaman nongkrong seru di coffee shop mana saja. Bisa sambil mantau hasil investasi saham. Hasilnya pun bisa dipakai untuk nongkrong seru selanjutnya kan.
Selain saham, kamu juga bisa membeli produk-produk unggulan Indopremier seperti reksadana, reksadana syariah, ETF, dan yang lainnya. Ingin investasi saham di sekuritas terbaik? Indopremier aja loh ya! #orasusah
]]>Kadang saya mesti milih tempat janjian yang di tengah-tengah biar saya gampang pulangnya. Soalnya teman-teman nongkrong saya itu rumahnya di Yogyakarta Utara semua. Memang saya sendiri yang di belahan selatan, kayaknya sih. Jadi lebih sering janjian tuh di kopisyop-kopisyop di daerah utara.
Biasanya saya milih tempat ini ya kalau saya butuh cepat pulang, misalnya janjiannya cuma bisa ketemuan singkat aja.
[alert-note]Baca juga: [/alert-note]
Tempat ini juga gampang dicari, karena dekat dengan toko buku Gramedia, toko buku Togamas, Telkom, dan Kridosono. Jadi kalau mau ketemuan dengan teman yang dari luar kota, ngasih alamatnya mudah. Sudah pasti pada tahu deh, kalau mesti numpang ojol.
Meski tetap di pusat keramaian kota Jogja, dan macet juga sih kadang itu sepanjang Jl. Suroto. Tapi yang penting kalau buat saya itu, saya nggak perlu masuk Malioboro Sumpah, males banget kalau janjian dan harus ke Malioboro.
Kayaknya kalau Malioboro itu kok macetnya 24 jam ya? Heran saya tuh. Pada ngapain di Malioboro? *ya, lu aja kali yang ngerasa gitu, Mak!*
Meski rawan macet juga di sini, tapi di jam-jam tertentu lancar jaya. Jadi macetnya cuma di jam-jam sibuk doang. Tinggal disesuaikan saja datengnya.
Jadi, cukup praktis buat kerja dan janjian. Karena saya ini sukanya nongkrong pagi. Hahaha. Sekitar jam 8 itu, kondisi saya masih fresh dan masih semangat pergi keluar rumah. Udara masih belum terlalu panas, dan lalu lintas jam segitu itu lancar di Jogja.
Nah, coffee shop di Jogja umumnya buka jam 11-an. Atau malah ada yang udah menjelang sore baru buka. Wah, saya mah kalau sudah siang, sudah bukan pekerja freelancer lagi. Tapi sudah berubah jadi upik abu. Tugasnya jemput anak, masak makan siang, lalu siap-siap jadi tutor les mereka. Susah buat nongkrong di kopisyop.
Makanya, lebih suka milih yang buka pagi, atau yang buka 24 jam sekalian. Di area Kotabaru ini ada beberapa coffee shop yang buka 24 jam sih, cuma yang paling baru ya si Silol ini.
Itu baru berapa halaman dari buku menu mereka yang cukup tebal Saya nggak sempat motret semuanya, karena keburu direcokin teman kencan saya. Hahaha.
Baru di sini sih saya lihat ada menu mulai dari western sampai gudeg komplet ada. Snack-nya juga lengkap, dari mulai gedhang goreng ndeso (pisang goreng tradisional), pis kopyor, sampai banana split dan black forest ada.
Minumannya juga lengkap. Mulai dari berbagai kopi yang disediakan dalam berbagai teknik seduhan, hingga healthy juice ada semua.
Beberapa kali saya ke sini saja masih belum selesai nyobain semua menunya satu per satu lo. Hihihi.
Rasanya gimana? Well, sebenarnya yah selera ya. Saya nggak terlalu suka masakan noodles-nya. B aja. Apalagi chicken black paper noodle-nya, penampilannya jauh dari fotonya yang ada di menu dan Instagram
Tapi salad-saladnya saya suka semua. Cukup enak, dan bikin kenyang malah Jadi, kadang saya pesan salad aja udah sekalian makan siang. Sandwich dan burgernya juga lumayan. Yang saya masih penasaran, sup buntutnya. Kapan-kapan saya mau cobain beneran ini.
Di sini juga disediain shisha lo. Ada tuh di dekat kasir. Kalau kamu mau, sepertinya bisa juga pesan.
Lo, maksudnya gimana, harga kok disesuaikan?
Ya, maksudnya karena range harganya cukup luas, antara Rp 10.000 hingga ada yang menu yang ratusan ribu juga, itu bisa bikin kita bisa menyesuaikan dengan adanya duit di kantong.
Kalau saya sih cara memilihnya begini. Ada snack yang memang mahal, tapi kalau dimakan perut sudah terasa kenyang. Jadi, ya anggap saja sudah main course. Seperti salad itu, kan masuknya ke appetizer. Tapi makan satu porsi salad sudah cukup bikin perut anteng, maka ya sudah nggak usah pesan makan besar.
Jadi lebih fleksibel aja gitu.
Bangunan Silol Cafe ini dulunya adalah factory outlet. Isinya ya baju-baju dengan model-model kekinian di saat itu. Maret 2017 lalu, baru deh disulap menjadi resto 24 jam ini.
Tempatnya memang luas banget, dan dibagi dalam beberapa bagian. Ada yang bagian ber-AC non smoking. Nah, ini bagian favorit saya sih. Soalnya di dalam ruangan, dan adem pastinya. Di dalam area non-smoking ini, sudahlah tertutup, masih dibagi lagi menjadi ruangan-ruangan lagi. Jadi kayak private aja gitu. Enak dipakai untuk kerja atau kalau buat ketemuan antara 4 – 8 orang.
Nah, di luar sih lebih banyak area lagi. Begitu masuk kan kita akan langsung menemukan area duduk tapi semi outdoor. Ya kalau sore atau malem sih enak, tapi kalau siang, panas pol, cyint!
Lebih masuk lagi, kita akan ada di area stage, biasanya ada live music kalau malam Minggu gitu. Di area ini ditata dengan gaya vintage, dengan kursi-kursi model sofa dan sedan gitu mengelilingi panggung kecil. Nah, kalau mau naik ke atas, juga ada area duduknya. Style-nya beda lagi.
Jadi, terserah kamu deh mau duduk di mana. Dan, di mana pun kamu duduk, kamu tetap gampang kok manggil waiter/waitress-nya. Tinggal pencet bel doang, nanti mereka akan datang.
Kenalin, 2 teman kencan saya Iya, pastinya foto ini saya unggah atas izin mereka
Yes, begitu kita masuk ke Silol Kopi & Eatery ini, kita akan bisa langsung ada mobil tua yang diparkir di samping pintu masuk. Juga ada vespa, sepeda jadul, dan becak. Semua boleh kamu manfaatkan buat selfie.
Di mobilnya malah ada tulisan, kurang lebih bunyinya,
“Silakan selfie sampai puas bahkan sampai orgasme, tapi jangan diduduki ya.”
huahahahaha. Saya sempat deg-degan, apakah saya harus menjelaskan that O word ke para gadis kecil ini jika mereka bertanya? Hedeh. Kelakuan nih pemilik warung. Untungnya nggak nanya!
Nah, demikianlah beberapa alasan saya mengapa saya suka janjian dan nongkrong ke Silol Kopi & Eatery ini. Hehehe. Ada yang mau ngajakin saya ke sini?
Yuk, berangkat!
]]>Saya sebenarnya bukan pertama kalinya datang ke resto satu ini. Sebelumnya, saya sudah dua atau tiga kali datang ke sini, bareng keluarga. Ya ke restonya, ataupun ke toko rotinya.
Untuk toko rotinya sendiri cukup recommended sih. Pilihannya banyak, dan harganya itu lo! Menurut saya, jauh lebih bersahabat ketimbang bakery-bakery terkenal lainnya di Yogyakarta. Apalagi kalau dibandingkan dengan toko roti yang di mal itu. Wah, jauh! Padahal rasanya sama enaknya, meski variannya beda. Tapi penampilannya sama kok mewahnya.
Nah, untuk restonya nih, ada di lantai 2. Yang bikin saya betah untuk kembali adalah menu pancake-nya. Saya suka banget pancake-nya Essen, toppingnya banyak bet! Pokoknya signature food-nya ya para pancake ini deh.
Sesampainya di Essen, saya agak kaget, karena interiornya ditata dengan gaya baru. Sebelumnya ya tetap sama cozy-nya sih, cuma area makannya lebih sempit.
Sekarang diperlebar. Yang tadinya kasir, bisa dipakai buat duduk-duduk juga. Sedangkan meja kasirnya mundur ke arah dapur. Ya, jadi lebih banyak kapasitasnya sih.
Terus itu dinding juga nggak diekspos bata merah. Tapi apa ya? Saya lupa deh. Hahaha. Sudah lama banget sejak terakhir saya datang ke sini.
Well, interior barunya bagus. Lebih masuklah dengan style meja kursi yang vintage ya. Jadi lebih cocok.
Sesampainya di sana, sahabat kencan saya belum datang.
Seperti yang sudah saya ceritain di atas, menu makanan andalan di Essen Choco Pot tuh pancake-nya. Ada macam-macam topping-nya. Saya sepertinya baru coba beberapa sih, soalnya saya juga belum banyak ke sininya.
Tapi saya paling suka sih Choco Custard Pancake-nya kemarin, dari beberapa yang udah dicobain.
Ini beberapa menu pancake-nya. Harganya juga ramah banget kan di kantong? Yang pakai keju itu padahal kejunya ya sampai ke mana-mana saking banyaknya. Yang pakai sirop cokelat, siropnya juga lumayan kental.
Untuk menu makanan beratnya juga lumayan sih. Enggak banyak, tapi yah … lumayan karena pilihannya beda dengan resto lainnya. Harganya juga bersahabat.
Saya pernah cobain Galantin-nya, dan rasanya cukup enak. Oh iya, saya juga pernah nyobain Bakmoy-nya, tapi kurang nampol sih kalau menurut saya mah. Tapi kalau ada yang mau coba ya, silakan. Soalnya kata teman saya yang lain, Bakmoy-nya ini enak karena nggak terlalu bikin enek.
Sesudah memesan makanan, jadilah saya bisa foto-foto sebentar. Saya kira akan menunggu cukup lama, ternyata enggak. Hanya beberapa menit, pesanan saya sudah datang.
Kali ini saya pesan Choco Pot Hazelnut ini. Dihidangkannya lengkap dengan anglo kecilnya plus tealight candle-nya. Jadi, mau diminum sedikit-sedikit sambil ngobrol juga nggak akan cepat dingin deh.
Dan, iya, sampai saya selesai ngobrol sama sahabat saya dan pulang, saya mau habiskan itu si cokelat panas, lidah saya masih aja berasa terbakar. Yaeyalah!
Sirop hazelnut-nya enaaak! Dinikmati deh minumnya, sembari gigit-gigitin biskuitnya. Oh iya. kacangnya itu enak sih dicamilin gitu aja. Tapi kalau saya, saya masukin deh ke cokelatnya. Hahaha. Enak bat! Jadi berasa wedang ronde, minum minuman ada kacangnya.
Enak!
Terus, makannya nih. Kali ini saya enggak pesan pancake. Saya ke Essen dalam kondisi kelaparan, karena nggak masak di rumah dan waktunya memang sudah menjelang makan siang. Pesan pancake sebenarnya juga bakalan kenyang sih. Tapi kok dalam benak saya, enak banget kalau pesan Mi Ayam Komplet aja.
Maka, saya pesanlah Mi Ayam Komplet. Dihidangkannya terdiri atas kuah dengan bakso, lalu mi, ayam, sayuran, plus telur pindang. Yummy!
Untuk Hot Choco Pot Hazelnut harganya Rp16.000, sedangkan Mi Ayam Komplet cukup Rp14.000 saja. Murah ya?
Kalau kamu dari arah Kebun Binatang Gembira Loka ke arah timur menuju JEC Janti, kamu akan melewati sebuah perempatan dulu. Nah, kalau ke JEC itu ke kanan, untuk ke Essen Yogyakarta kamu belok ke kiri setelah traffic light.
Lurus saja, nanti kamu akan menemukan papan besar Essen ini di sebelah kanan jalan. Gampang banget kok dikenali. Atau ikuti peta ini:
Toko rotinya sih buka dari pukul 06.30 pagi. Cuma kalau restonya saya kurang tahu sih, buka pagi juga apa enggak. Setiap kali ke sini selalu menjelang makan siang soalnya. Hehehe. Tapi tutupnya sih pukul 21.00.
Pesan saja nih buat pemilik Essens Choco Pot. Anu, itu buku menunya mbok diganti. Udah jelek. Difoto jadi nggak cantik deh
Yang pengin kerja sambil ngafe tapi nggak terlalu bikin jebol kantong karena harga makanan dan minuman yang mahal, bisa coba ke Essen.
Wifinya juga lumayan–asal nggak lagi penuh aja sih. Hehehe. Kalau enggak, ya tethering sendiri juga okelah. Yang penting bisa kerja, sembari minum cokelat panasnya.
Pilihlah Hot Choco Pot sebagai teman kerja, dan pancake, karena dua menu inilah yang jadi andalan resto ini. Meskipun makanan yang lain enak juga.
]]>Kayak warung Indomie yang baru saja saya kunjungi kemarin ini. Merupakan kolaborasi franchise lokal, Newsu–yang menyajikan berbagai sajian berbahan susu sapi – dengan Indomie Kustom, yang menawarkan hidangan-hidangan olahan Indomie.
Kalau lagi jalan-jalan bareng keluarga, saya memang lebih suka nongkrong di warung susu ketimbang di warung kopi. Ya, soalnya anak-anak kan minum susu bukan kopi. Hahaha. Ya, emang sih di warung kopi juga kadang tersedia susu, tapi di warung susu lebih variatif pastinya.
Pertama direkomendasikan, saya pikir ya minimal kayak warung Indomie kekinian pencetus donat mi itu. Tahu kan? Hahaha. Bangunannya zaman now, mungkin bakalan minimalis atau gimanalah ya. Tapi yang pasti ya, saya kira di dalam satu bangunan deh.
Eh, ternyata perkiraan saya salah.
Warung ini bener-bener terbuka, dalam artian dia ambil tempat di halaman sebuah gedung. Waktu saya intip gedung di belakangnya sih seperti gedung pertemuan atau minimal restoran gitu deh, lantai 2 pun. Tapi malah terlihat terabaikan. Sedangkan halamannya yang dihias-hias, dengan lampu dan ditata dengan sedemikian rupa, hingga ya berasa kayak piknik gitu di udara terbuka.
Asyik sih, karena pas kami datang juga menjelang buka puasa (meski saya enggak puasa), sehingga suasana pun menjadi lebih temaram.
Saat sudah benar-benar buka puasa, beneran deh, itu lampu-lampu menyala semua dan suasana pun makin asyik. Kebetulan saya dan anak-anak pilih tempat duduk yang lesehan, jadi makin santailah kita nongkrong di situ berlama-lama.
Cuma ya, makin lama ya makin dingin anginnya bok. Jadi, buat yang rentan masuk angin, ya mendingan dipikir lagi deh kalau mau ke sini. Hahaha.
Terus, kalau hujan gimana ya? Karena kepo saya pun menanyakan hal ini pada pemilik warung yang kebetulan dengan ramah menyapa kami. Ternyata kalau hujan ya “terpaksa” mengungsi ke bagian dalam gedung. Tapi kalau enggak hujan dan cerah, ya di halaman. Biar kayak piknik, katanya. Hehehe. Boleh juga idenya.
Kalau setahu saya, di Instagram Indomie Kustom, sepertinya ada menu nasi juga di samping sajian olahan Indomie, seperti Nasi Ayam Geprex, atau Nasi Orak-Arik.
Tapi ternyata, yang ada di Newsu Indomie Kustom Ipda Tut Harsono ini nggak ada menu nasinya. Hanya ada Indomie dan snack, seperti roti bakar, pisang krispi / bakar, french fries dan kawan-kawan.
Jadi ya, sudah. Nggak ada pilihan lain selain Indomie deh makan besarnya. Saya pikir tadinya bisa pesan Nasi Orak-Arik yang enggak pedes buat anak-anak. Akhirnya, anak-anak hanya pesan Indomie Goreng Original saja, sedangkan saya mau Indomie Rebus Jawa, dengan spesial request pedas plus plus. Hahaha. Tambahan nugget dan french fries, kesukaan para krucil.
Untuk minumnya, kita pesan minuman hangat. Teteup ya. Chocolate untuk anak-anak, satu mocca latte untuk saya, dan satu cappucinno untuk suami.
Mocca latte-nya lumayan. Nggak terlalu manis, so saya suka. Saya nggak terlalu suka yang manis, soalnya. Kalau cappucinno-nya, kata suami sih, masih kurang mantap.
Untuk harga per menunya cukup murah sih kalau menurut saya. Paling mahal adalah Indomie Seblak, Rp12.000. Sedangkan snack ada mulai dari harga Rp5.000.
Minuman juga range harganya cukup terjangkau banget, yaitu antara Rp2.000 – Rp9.000.
Sepertinya ini warung memang cucok untuk para mahasiswa gaul, yang pengin nongkrong sambil makan di warung kekinian. Dengan suasana ala kafe terbuka, memang cukup menarik sih apalagi kalau dilihat dari jalan raya.
Cukup mudah kok ditemukan, ada di sisi utara perempatan Balaikota Timoho Yogyakarta.
Jadi, kamu kalau dari arah selatan (Jl. Kusumanegara), dari arah barat (Jl. Kenari), atau dari arah timur (Jl. Muja Muju), ya beloklah ke arah utara dulu. Nggak jauh kok dari perempatannya, mungkin sekitar 50 meter saja, sebelum Hotel Gaia di timur jalan.
Ah, kalau orang Jogja mah tahu bangetlah kalau sudah pakai arah utara, selatan, timur, barat. Ya kan? Hahaha. Kalau hari biasa sih buka dari pukul 11.00 siang, dan tutup pukul 23.00 WIB. Karena kemarin saya ke sana pas masih puasa, jadi baru buka menjelang Magrib.
So, buat yang mau nongkrong murah meriah yang tetap kekinian, sembari menikmati suasana Kota Gudeg sore hari, warung Newsu Indomie Kustom di Yogyakarta ini cocok banget jadi pilihan. Terutama buat para mahasiswa gaul yang pengin makan bareng sambil ngobrol-ngobrol di awal bulan, ini bisa banget jadi alternatif ya.
Barangkali next time saya ke warung ini lagi, saya mau cobain Indomie Ayam Geprex-nya. Kayaknya cukup menjanjikan. Kenapa kemarin saya enggak pesan itu ya? Nggak tahu juga. Hahaha.
]]>